Klik Dapet Duit

Senin, 18 Januari 2010

PINTU NERAKA DI UZBEKISTAN


TERJADINYA “PINTU NERAKA” DI UZBEKISTAN MIRIP “LUMPUR LAPINDO” !
Selasa,19 Januari 2010 M




Lokasi lubang besar berapi ini berada di negara Asia Tengah, Uzbekistan.
-
Menakutkan  bak neraka !!   Kemungkinan  berasal  dari  mulut gunung berapi ……………
-
Oleh penduduk setempat lubang ini dijuluki sebagai “Pintu Neraka”. Terletak berdekatan dengan sebuah bandar kecil bernama Darvaz.
-
Kisah ini bermula kira-kira 35 tahun yang lampau ketika ahli geologis  mengebor tempat ini untuk mencari gas bumi.
-
Secara tiba-tiba semasa pengeboran tersebut, mereka menemukan  satu jurang besar di bawah tanah. Begitu besarnya sehingga semua peralatan pengeboran tersebut masuk ke dalam jurang.
-
Tak satupun yang berani turun ke dalam jurang tersebut karena jurang dipenuhi oleh gas bumi.
-
Untuk mencegah gas beracun keluar dan mencemari bumi, mereka kemudian menyalakan api di dalam jurang tersebut dan semenjak  itu hingga kini, telah 35 tahun lubang ini terbakar tanpa henti-hentinya walaupun sesaat.
-
Proses terjadinya “Pintu Neraka” mengingatkan kita atas  proses terjadinya “Lumpur Lapindo” di Sidoarjo  ! Keduanya mirip, yaitu terjadi sewaktu sedang melakukan pengeboran tanah untuk mencari minyak (gas) !
-
Bedanya lubang yang di Ubezkistan mengeluarkan gas berapi, sedangkan yang di Sidoarjo mengeluarkan lumpur panas !
-
Bayangkan saja “Lubang Neraka” yang berada  di Ubezkistan ini sudah berjalan 35 tahun mengeluarkan gas berapi tanpa henti2nya, lantas sampai berapa tahun lagi lubang “Lumpur Lapindo” akan  menyemburkan lumpur panas ?
“Pintu Neraka”
-

Wayang Kulit Purwa

Wayang Kulit Purwa




Sesuai dengan namanya, wayang kulit terbuat dari kulit binatang (kerbau, lembu atau kambing).
Wayang kulit dipakai untuk memperagakan Lakon lakon dari Babad Purwa yaitu Mahabarata dan Ramayana, oleh karena itu disebut juga Wayang Purwa.
Sampai sekarang pertunjukan wayang kulit disamping merupakan sarana hiburan juga merupakan salah satu bagian dari upacara-upacara adat seperti: bersih desa, ngruwat dan lain-lain.
Untuk mementaskan pertunjukan wayang kulit secara lengkap dibutuhkan kurang lebih sebanyak 18 orang pendukung.
Satu orang sebagai dalang, 2 orang sebagai waranggana, dan 15 orang sebagai penabuh gamelan merangkap wiraswara.
Rata-rata pertunjukan dalam satu malam adalah 7 sampai 8 jam, mulai dari jam 21.00 sampai jam 05.00 pagi.
Bila dilakukan pada siang hari pertunjukan biasanya dimulai dari jam 09.00 sampai dengan jam 16.00.
Tempat pertunjukan wayang ditata dengan menggunakan konsep pentas yang bersifat abstrak.
Arena pentas terdiri dari layar berupa kain putih dan sebagai sarana tehnis di bawahnya ditaruh batang pisang untuk menancapkan wayang.
Dalam pertunjukan wayang kulit, jumlah adegan dalam satu lakon tidak dapat ditentukan. Jumlah adegan ini akan berbeda-beda berdasarkan lakon yang dipertunjukkan atau tergantung dalangnya.
Sebagai pra-tontonan adalah tetabuhan yang tidak ada hubungannya dengan ceritera pokok, jadi hanya bersifat sebagai penghangat suasana saja atau pengantar untuk masuk ke pertunjukan yang sebenarnya.
Sebagai pedoman dalam menyajikan pertunjukan wayang kulit biasanya seorang dalang akan menggunakan pakem pedalangan berupa buku pedalangan.
Namun ada juga dalang yang menggunakan catatan dari dalang-dalang tua yang pengetahuannya diperoleh lewat keturunan.
Meskipun demikian, seorang dalang diberi kesempatan pula untuk berimprovisasi, karena pakem pedalangan tersebut sebenarnya hanya berisi inti ceritera pokok saja.
Untuk lebih menghidupkan suasana dan membuat pertunjukan menjadi lebih menarik, improvisasi serta kreativitas dalang ini memegang peranan yang amat penting.
Warna rias wajah pada wayang kulit mempunyai arti simbolis, akan tetapi tidak ada ketentuan umum di sini.
Warna rias merah untuk wajah misalnya, sebagian besar menunjukkan sifat angkara murka, akan tetapi tokoh Setyaki yang memiliki warna rias muka merah bukanlah tokoh angkara murka.
Jadi karakter wayang tidaklah ditentukan oleh warna rias muka saja, tetapi juga ditentukan oleh unsur lain, seperti misalnya bentuk (patron) wayang itu sendiri.
Tokoh Arjuna, baik yang mempunyai warna muka hitam maupun kuning, adalah tetap Arjuna dengan sifat-sifatnya yang telah kita kenal. Perbedaan warna muka seperti ini hanya untuk membedakan ruang dan waktu pemunculannya.
Arjuna dengan warna muka kuning dipentaskan untuk adegan di dalam kraton, sedangkan Arjuna dengan warna muka hitam menunjukkan bahwa dia sedang dalam perjalanan.
Demikian pula halnya dengan tokoh Gatotkaca, Kresna, Werkudara dan lain-lain.
Perbedaan warna muka wayang ini tidak akan diketahui oleh penonton yang melihat pertunjukan dari belakang layar.
Alat penerangan yang dipakai dalam pertunjukan wayang kulit dari dahulu sampai sekarang telah banyak mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan teknologi.
Dalam bentuk aslinya alat penerangan yang dipakai pada pertunjukan wayang kulit adalah blencong, kemudian berkembang menjadi lampu minyak tanah (keceran), petromak, sekarang banyak yang menggunakan lampu listrik.

Istanbul,Tergerusnya Budaya Islam

Kota Istanbul, kota kedua terbesar di Turki sedang berhias diri dan siap menggelar berbagai event untuk merayakan pencanangan kota itu sebagai Ibukota Kebudayaan Eropa tahun 2010.
Penetapan Istanbul sebagai Ibukota Kebudayaan Eropa sudah direncanakan oleh Uni Eropa sejak tahun 2006 bersama dua kota lainnya di Eropa yaitu kota Essen di Jerman dan kota Pecs di Hungaria. Istanbul sendiri selama beratus-ratus tahun perjalanan sejarah negara Turki, pernah menjadi ibukota Romawi, Bizantin dan kekhilafan Islam, Ustmaniyah.
Terpilihnya Istanbul sebagai Ibukota Kebudayaan Eropa memiliki arti politis bagi Turki yang sejak tahun 2005 mengajukan permohonan untuk menjadi anggota Uni Eropa tapi ditentang oleh sejumlah negara Eropa lainnya. Wilayah Turki sendiri terbelah menjadi dua sisi, wilayah yang berada di daratan Asia dan wilayah yang berada di daratan benua Eropa. Kedua wilayah itu dipisahkan oleh Selat Bosporus.
"Jelas ada hubungan antara julukan Ibukota Kebudayaan Eropa dengan proses Turki untuk menjadi bagian dari Eropa, jika ada peluang untuk menunjukkan Turki di Eropa dan Eropa di Turki," kata Cengiz Aktar, pakar Eropa dari Universitas Bahcesehir, Istanbul.
Peluncuran secara resmi kota Istanbul sebagai Ibukota Kebudayaan Eropa 2010 hari Sabtu (16/1), dimeriahkan dengan aneka konser musik, karnaval di jalan-jalan, pesta kembang api dan sejumlah museum buka hingga tengah malam. Presiden Turki Abdullah Gul dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyib Erdoga mengundang sekitar 5.000 tamu, diantaranya para menteri dari 20 negara Eropa dalam perayaan tersebut.
Terkait dengan perayaan itu, Turki juga akan menggelar sekitar 520 event yang bertajuk "Istanbul 2010" yang mayoritas berkaitan dengan sejarah dan kegiatan seni. Diantaranya adalah pembukaan "Museum of Innocence" pada bulan Juli, pameran "From Byzantium to Istanbul" dari bulan September hingga November, festival teater antar universitas se-Eropa pada bulan Mei dan konser musik band rock asal Irlandia, U2.
Rangkaian acara itu diharapkan bisa menarik 10 juta wisatawan dari seluruh dunia untuk berkunjung ke Istanbul. Sepanjang tahun 2009 kemarin, Istanbul menggelar 170 event dan berhasil menarik 7,5 juta wisatawan.
Kota Istanbul dibangun oleh penguasa Romawi, Kaisar Konstantin pada tahun 330-an Masehi dengan nama Konstantinopel. Kota ini pernah menjadi pusat pemerintahan Islam dibawah Dinasti Ustmaniyah. Setelah pemerintahan Islam runtuh, karakter Islami di kota ini perlahan memudar dan Istanbul lambat laun menjadi kota metropolis yang berbudaya sekuler dengan penduduk sekitar 14 juta jiwa
.